20
Perang saudara antara suku Benyamin dan suku Israel lainnya
1-3 Maka para pemimpin suku-suku Israel mengadakan pertemuan penting untuk seluruh umat TUHAN. Semua suku berkumpul dan bersatu di hadapan TUHAN di Mispa. Hanya suku Benyamin yang sengaja tidak hadir di pertemuan itu. Tetapi yang lain semuanya datang, dari wilayah Dan di utara sampai Bersyeba di selatan, termasuk daerah Gilead. Pasukan yang hadir berjumlah 400.000 orang bersenjata pedang. Di sana, para pemimpin bertanya kepada suami dari perempuan yang mati itu, “Ceritakanlah kepada kami, bagaimana kejahatan itu terjadi?”
Jawabnya, “Saya dan gundik saya datang ke kota Gibea milik suku Benyamin untuk menginap di sana. Malam harinya, orang kota itu mengepung rumah tempat kami bermalam untuk membunuh saya. Lalu mereka memperkosa gundik saya sampai dia mati. Mayat itu saya potong-potong dan saya kirimkan ke seluruh wilayah Israel supaya semua tahu bahwa Gibea sudah melakukan perbuatan yang begitu hina dan keji di tengah-tengah bangsa Israel. Jadi, hai umat Israel semuanya, pertimbangkanlah dan putuskanlah apa yang harus kita lakukan!”
Dengan serentak seluruh rakyat bangkit dan berseru, “Tidak ada seorang pun dari kita yang akan kembali ke kemah atau pulang ke rumah sebelum masalah ini dibereskan!
“Inilah yang akan kita lakukan terhadap Gibea: Kita akan mengundi untuk menentukan regu pasukan yang akan menyerang mereka. 10 Dan kita akan memilih sepersepuluh orang dari setiap suku Israel untuk menyediakan makanan bagi regu yang masuk pertempuran ini. Kekejian yang dilakukan warga Gibea terhadap Israel harus dibalas!” 11 Demikianlah seluruh bangsa Israel bersatu untuk menyerang Gibea.
12 Kemudian suku-suku Israel mengutus pembawa pesan ke seluruh suku Benyamin untuk menyampaikan, “Kalian harus mengakui bahwa orang-orangmu sudah melakukan kejahatan besar, dan hal itu harus dihukum! 13 Serahkanlah orang-orang bejat di Gibea itu untuk kita hukum mati, agar kejahatan ini terhapus dari Israel.”
Akan tetapi, suku Benyamin tidak mau mendengarkan saudara-saudara mereka, yaitu umat Israel dari suku-suku lain. 14 Malahan, orang-orang Benyamin dari kota-kota lain berkumpul di Gibea untuk berperang melawan bangsa Israel. 15 Sebanyak 26.000 orang suku Benyamin bersenjata pedang berkumpul dari kota-kota lain saat itu, belum termasuk 700 pasukan terlatih dari Gibea. 16 Di antara semua pasukan itu, ada 700 orang kidal yang bisa menembakkan batu tanpa meleset sehelai rambut pun.
17 Sedangkan bangsa Israel selain suku Benyamin mengumpulkan 400.000 orang bersenjata pedang. Semuanya berpengalaman dalam perang.
18 Lalu pasukan Israel pergi mendaki ke Betel. Di situ mereka bertanya kepada Allah, “Siapakah di antara kami yang lebih dulu maju berperang melawan suku Benyamin?”
TUHAN menjawab, “Suku Yehuda yang pertama.”
19 Besok paginya, pasukan Israel berangkat dan berkemah di dekat Gibea. 20 Mereka maju untuk menyerang suku Benyamin. Pasukan Israel itu membuat barisan perang menghadap ke Gibea. 21 Lalu keluarlah pasukan Benyamin dari Gibea dan membunuh 22.000 orang Israel pada hari itu juga.
22-23 Maka bangsa Israel pergi ke Betel dan menangis di hadapan TUHAN sampai malam. Mereka bertanya kepada TUHAN, “Oh TUHAN, perlukah kami berperang lagi melawan suku Benyamin, saudara kami sendiri?”
Jawab TUHAN, “Maju dan lawanlah mereka.” Maka mereka mengumpulkan semangat dan kembali membuat barisan perang di tempat yang sama seperti hari pertama.
24 Pada hari yang kedua itu, bangsa Israel maju melawan suku Benyamin. 25 Lalu keluarlah pasukan Benyamin dari Gibea pada hari itu dan membunuh 18.000 tentara Israel.
26 Maka seluruh pasukan Israel pergi lagi ke Betel dan menangis di hadapan TUHAN. Di sana mereka berpuasa sampai malam serta mempersembahkan kurban yang dibakar habis dan kurban tanda damai kepada TUHAN. 27-28 Pada waktu itu, peti perjanjian Allah ada di sana. Imam yang melayani adalah Pinehas anak Eliezer, cucu Harun. Bangsa Israel pun bertanya kepada TUHAN, “Perlukah kami maju sekali lagi melawan suku Benyamin, saudara-saudara kami, atau haruskah kami berhenti?”
TUHAN menjawab, “Majulah, karena besok Aku akan membuat kalian menang atas mereka.”
29 Maka bangsa Israel menempatkan sebagian pasukan mereka bersembunyi di sekeliling Gibea. 30 Pada hari yang ketiga itu, pasukan Israel kembali maju melawan suku Benyamin. Mereka membuat barisan perang menghadap ke Gibea seperti sebelumnya. 31 Lalu keluarlah pasukan Benyamin dari kota Gibea melawan pasukan Israel. Mereka terpancing oleh pasukan Israel untuk menjauh dari kota. Seperti sebelumnya, pasukan Benyamin mulai membunuh beberapa tentara Israel di padang-padang dan di sepanjang jalan utama, baik ke arah kota Betel maupun ke arah Gibea. Kira-kira tiga puluh pasukan Israel terbunuh.
32 Kata orang Benyamin, “Kita mengalahkan mereka seperti sebelumnya!” Tetapi sebenarnya pasukan Israel memang sengaja lari supaya orang Benyamin mengejar mereka semakin jauh dari kota.
33 Pasukan Israel itu mundur dari posisi mereka sampai ke Baal Tamar. Di situ mereka mengatur kembali barisan perang untuk melakukan serangan balik. Pada saat yang sama, pasukan Israel lainnya keluar dari tempat persembunyian mereka di sebelah barat Gibea 34 dan menyerang kota itu. Jumlah mereka sebanyak 10.000 pasukan Israel pilihan. Peperangan itu begitu sengit sehingga pasukan Benyamin tidak sadar bahwa sebentar lagi mereka akan binasa. 35 TUHAN membuat bangsa Israel menang atas suku Benyamin. Hari itu, pasukan Israel membunuh 25.100 tentara Benyamin. 36 Akhirnya suku Benyamin sadar bahwa mereka sudah kalah.
Strategi mengalahkan suku Benyamin
Pasukan Israel lari dari pasukan Benyamin supaya pasukan Benyamin terpancing menjauh dari kota. Dengan begitu, pasukan Israel yang bersembunyi di sekeliling Gibea bisa leluasa menyerang kota itu. 37 Mereka menyerbu ke dalam kota dan membunuh semua yang ada di sana. 38 Sebelum perang dimulai, pasukan yang bersembunyi itu sudah bersepakat dengan pasukan Israel utama, bahwa sesudah mereka menyerbu Gibea, mereka akan menaikkan asap tebal sebagai tanda 39 bahwa pasukan Israel utama harus berbalik menyerang.
Waktu itu, pasukan Benyamin sudah mulai mengalahkan dan membunuh sekitar tiga puluh orang Israel. Mereka berseru, “Kita mengalahkan mereka seperti sebelumnya!” 40 Tetapi asap tebal mulai naik dari kota itu. Ketika pasukan Benyamin menengok ke belakang, kota itu sudah terbakar! Asapnya naik tinggi ke langit. 41 Saat itulah pasukan Israel yang utama berbalik menyerang Benyamin. Pasukan Benyamin sangat ketakutan karena mereka sadar bahwa kehancuran mereka sudah dekat. 42 Maka mereka berbalik dan kabur dari pasukan utama Israel. Mereka lari ke arah padang belantara. Tetapi orang Benyamin tidak berhasil lepas dari pertempuran itu. Pasukan Israel yang lain keluar dari Gibea dan menghabisi mereka di tengah jalan. 43 Karena dikepung, pasukan Benyamin tidak bisa lari jauh, dan kebanyakan terbunuh di sebelah timur Gibea. 44 Sebanyak 18.000 prajurit terbaik Benyamin mati dalam pertempuran itu. 45 Orang-orang yang tersisa berusaha melarikan diri ke bukit batu Rimon. Namun, pasukan Israel membunuh 5.000 tentara Benyamin di tengah jalan, dan 2.000 lagi ketika mengejar yang lain sampai ke Gidom.
46 Jadi, sebanyak 25.000 pasukan terbaik suku Benyamin gugur pada hari itu. 47 Hanya enam ratus orang yang berhasil kabur ke bukit batu Rimon di padang belantara. Mereka tinggal di sana selama empat bulan. 48 Kemudian bangsa Israel kembali dan menumpas segala milik suku Benyamin tanpa kecuali, baik manusia maupun binatang. Mereka juga membakar semua kota Benyamin.
20:1-3 Ul. 23:1