7
Peraturan-peraturan nenek moyang orang Yahudi berlawanan dengan ajaran Allah Perikop Mat. 15:1-9
Pada suatu hari, orang-orang dari kelompok Farisi bersama ahli-ahli Taurat datang dari Yerusalem dan berkumpul bersama Yesus. Mereka memperhatikan beberapa murid Yesus sedang makan tanpa mengikuti adat Yahudi, yaitu tidak membasuh tangannya sebelum makan.* tidak membasuh tangannya … Secara harfiah: “makan dengan tangan biasa, yang tidak dibasuh.” Kata ‘tangan biasa’ berarti tangan yang belum dikuduskan lagi sesudah dipakai untuk pekerjaan sehari-hari. Menurut adat Yahudi, ‘tangan biasa’ dianggap najis dan harus dikuduskan lagi sebelum makan. Kata yang diterjemahkan ‘membasuh’ berarti ‘menyiram tangan dengan air sebagai suatu adat pembersihan’. Jadi yang dipermasalahkan adalah adat nenek moyang Yahudi, bukan sekedar soal kebersihan, dan bukan juga karena mereka melanggar hukum Taurat. Jadi menurut mereka, murid-murid Yesus sudah menjadi najis di hadapan Allah. Karena memang semua orang Yahudi mengikuti aturan-aturan nenek moyang, khususnya anggota kelompok Farisi yang sangat kuat berpegang pada semua peraturan itu. Mereka sama sekali tidak makan sebelum membasuh tangannya sesuai peraturan adat. Begitu juga kalau pulang dari pasar, mereka harus mandi dengan cara khusus sebelum makan. Masih banyak lagi aturan lain dari nenek moyang mereka, dan semuanya mereka taati— seperti cara mencuci gelas, tempat air, alat-alat dapur dari logam, dan meja makan. mencuci … Kata dalam bahasa Yunani yang diterjemahkan ‘mencuci’ di sini sama dengan kata ‘membaptis’. Dalam ayat ini kita melihat bahwa menurut adat pembersihan agama Yahudi, barang-barang besar seperti meja juga dapat dibersihkan dengan cara ‘membaptis’. Walaupun awalnya kata ini berarti ‘rendam’, pada perkembangannya kata ini juga dipakai dengan arti ‘siram’ atau ‘mengadakan pembersihan dengan ritual agama’. Pada zaman Yesus, meja makan orang Yahudi rendah dan orang-orang biasanya makan dengan posisi setengah berbaring dan bersandar pada meja. Jadi, kata Yunani yang diterjemahkan meja juga bisa berarti tempat tidur.
Karena itu, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat berkata kepada Yesus, “Kami tidak setuju dengan murid-muridmu yang melanggar adat istiadat nenek moyang kita! Mereka makan dengan tangan yang belum dibasuh.”
Tetapi Yesus menjawab, “Benarlah apa yang dinubuatkan Nabi Yesaya tentang kalian, hai orang-orang munafik! Mat. 6:2 CK Karena Dia menulis begini,
‘Bangsa ini mengatakan dengan mulut bahwa mereka ingin hidup dekat kepada-Ku,
Mereka menghormati Aku hanya dengan kata-kata,
tetapi hati mereka jauh dari Aku. Percuma saja mereka menyembah Aku,
karena mereka hanya mengajarkan aturan-aturan manusia.’ ” Yes. 29:13
Kata Yesus lagi, “Kalian sudah meninggalkan perintah-perintah Allah hanya untuk mengikuti adat istiadat manusia, seperti tata cara mencuci tempat air dan gelas, dan banyak lagi aturan lainnya.”
Lalu kata-Nya kepada mereka, “Hebat sekali kalian mengakali perintah-perintah Allah demi mengikuti adat istiadat nenek moyang! 10 Sebagai contoh, dalam hukum Taurat tertulis ‘Hormatilah ayah ibumu,’ dan ‘Orang yang menghina ayah atau ibunya harus dihukum mati.’ Kel. 20:12; 21:17; Ul. 5:16 11-12 Tetapi kalian mengajarkan bahwa kita boleh berkata kepada ayah atau ibu kita, ‘Aku tidak bisa membantu kamu lagi, karena aku sudah berjanji akan memberikan semua hartaku kepada Allah.’ Menurut kalian, kalau kita melakukan itu, kita tidak wajib lagi menghormati ayah atau ibu kita. 13 Artinya, kalian membatalkan perintah Allah hanya untuk mengikuti adat istiadat nenek moyang! Itu baru satu contoh. Masih banyak lagi hal seperti itu yang kalian lakukan.”
Hal-hal yang membuat kita najis di mata Allah Perikop Mat. 15:10-20
14 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata, “Kalian semua dengarkanlah Aku dan berusahalah untuk mengerti: 15 Apa saja yang masuk ke dalam tubuh seseorang tidak membuat dia najis di mata Allah. Sebaliknya, apa yang keluar dari mulutnya, itulah yang menentukan dia najis atau tidak di mata Allah!
16 “Jangan sampai ajaran-Ku tadi masuk telinga kanan keluar telinga kiri! Renungkanlah itu.”
17 Waktu Yesus meninggalkan orang banyak dan masuk ke sebuah rumah, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti kiasan itu. 18 Lalu Yesus berkata, “Kalian juga belum mengerti?! Seharusnya kalian tahu bahwa apa saja yang masuk ke dalam tubuh melalui mulut tidak akan menjadikan orang najis, 19 karena makanan tidak masuk ke dalam hati dan pikiran, tetapi ke dalam perut, lalu keluar melalui pembuangan air besar.” (Artinya, Yesus mengatakan bahwa tidak ada makanan yang menajiskan. Semua makanan halal.) 20 “Tetapi ucapan mulut yang berasal dari dalam diri, itulah yang menentukan apakah seseorang najis atau tidak di hadapan Allah! 21-22 Karena dari dalam diri, yaitu hati dan pikiran, berasal segala macam keinginan jahat, seperti:
mencuri, membunuh,
berbagai dosa percabulan, berzina,
atau perbuatan hawa nafsu yang lain.
Juga iri hati, rakus,
berbuat jahat, menipu,
menjelekkan orang lain, sombong,
dan keras kepala.
23 Semua hal yang jahat itu datangnya dari dalam hati dan pikiran manusia, dan itulah yang menentukan apakah seseorang menjadi najis di hadapan Allah atau tidak.”
Yesus menguji hati seorang wanita yang bukan orang Yahudi Perikop Mat. 15:21-28
24 Lalu Yesus meninggalkan tempat itu dan pergi ke daerah Tirus dan Sidon. Di situ Yesus masuk ke suatu rumah dan tidak ingin diketahui siapa pun bahwa Dia berada di situ. Tetapi karena sudah dikenal di mana-mana, Dia tidak bisa menyembunyikan diri. 25 Di sana ada seorang ibu yang anak perempuannya dikuasai roh jahat. Waktu ibu itu mendengar bahwa Yesus ada di daerahnya, dia langsung datang dan berlutut di kaki Yesus. 26 Wanita itu bukan orang Yahudi. Dia berasal dari daerah Fenisia di provinsi Siria, dan dia berbahasa Yunani. Dia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan yang menguasai anaknya.
27 Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Kamu bukan orang Yahudi. Kalau Aku menolongmu, itu sama seperti orang yang mengambil makanan anak-anaknya dan memberikannya kepada anjing. Biarlah anak-anak makan lebih dulu sampai kenyang.”
28 Jawab ibu itu, “Benar, Tuhan. Biarlah anak-anak Yahudi makan sampai puas. Tetapi biasanya anjing-anjing memakan sisa-sisa makanan di bawah meja tuannya.”
29 Lalu Yesus berkata, “Oleh karena jawabanmu itu, Aku setuju! Sekarang Ibu boleh pulang. Setan itu sudah keluar dari anakmu.” 30 Lalu dia pulang dan melihat anak perempuannya terbaring dengan tenang di tempat tidur, karena setan itu sudah meninggalkannya.
Yesus menyembuhkan orang tuli yang juga sulit berbicara
31 Sesudah itu Yesus dan murid-murid-Nya meninggalkan daerah Tirus dan Sidon lalu pergi ke daerah di dekat danau Galilea yang disebut provinsi Sepuluh Kota. 32 Di situ, beberapa orang membawa kepada Yesus seorang yang tuli dan sulit berbicara. Mereka memohon kepada-Nya untuk menyentuh orang itu supaya sembuh.
33 Lalu Yesus menuntun dia agak menjauh dari orang banyak, sehingga mereka berdua saja. Pertama-tama Yesus memasukkan salah satu jari kiri dan jari kanan-Nya ke dalam kedua telinga orang itu. Kemudian Yesus meludah ke telapak tangan-Nya sendiri dan mengoleskan ludah itu pada lidah orang tuli yang sulit berbicara itu. 34 Lalu Yesus memandang ke langit. Dia menghela nafas menghela nafas Teks Yunani tidak menerangkan alasan Yesus menghela nafas. Hal itu bisa menunjukkan bahwa Dia sedang menghadapi sesuatu yang berat (Mrk. 8:12) atau bersiap-siap untuk melakukan sesuatu yang sangat ajaib. lalu berseru dalam bahasa Aram§ Aram Bahasa Aram mirip dengan bahasa Ibrani dan pada waktu itu digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh orang Yahudi. kepada orang itu, “Efata!” yang artinya “Terbukalah.” 35 Saat itu juga telinga orang itu bisa mendengar, dan lidahnya langsung menjadi baik sehingga dia bisa berbicara dengan jelas.
36 Yesus melarang orang-orang yang menyaksikan kesembuhan itu agar tidak memberitahukannya kepada siapa pun. Tetapi berita tentang berbagai keajaiban Yesus malah semakin tersebar. Karena semakin Dia melarang, orang-orang justru semakin bersemangat memberitakannya. 37 Semua yang mendengar berita itu terheran-heran dan berkata, “Segala sesuatu yang Yesus lakukan luar biasa, dia membuat orang tuli bisa mendengar dan orang bisu bisa berbicara.”

^ Perikop Mat. 15:1-9

*7:2 tidak membasuh tangannya … Secara harfiah: “makan dengan tangan biasa, yang tidak dibasuh.” Kata ‘tangan biasa’ berarti tangan yang belum dikuduskan lagi sesudah dipakai untuk pekerjaan sehari-hari. Menurut adat Yahudi, ‘tangan biasa’ dianggap najis dan harus dikuduskan lagi sebelum makan. Kata yang diterjemahkan ‘membasuh’ berarti ‘menyiram tangan dengan air sebagai suatu adat pembersihan’. Jadi yang dipermasalahkan adalah adat nenek moyang Yahudi, bukan sekedar soal kebersihan, dan bukan juga karena mereka melanggar hukum Taurat.

7:4 mencuci … Kata dalam bahasa Yunani yang diterjemahkan ‘mencuci’ di sini sama dengan kata ‘membaptis’. Dalam ayat ini kita melihat bahwa menurut adat pembersihan agama Yahudi, barang-barang besar seperti meja juga dapat dibersihkan dengan cara ‘membaptis’. Walaupun awalnya kata ini berarti ‘rendam’, pada perkembangannya kata ini juga dipakai dengan arti ‘siram’ atau ‘mengadakan pembersihan dengan ritual agama’. Pada zaman Yesus, meja makan orang Yahudi rendah dan orang-orang biasanya makan dengan posisi setengah berbaring dan bersandar pada meja. Jadi, kata Yunani yang diterjemahkan meja juga bisa berarti tempat tidur.

7:6 Mat. 6:2 CK

7:7 Yes. 29:13

7:10 Kel. 20:12; 21:17; Ul. 5:16

7:13 Perikop Mat. 15:10-20

7:23 Perikop Mat. 15:21-28

7:34 menghela nafas Teks Yunani tidak menerangkan alasan Yesus menghela nafas. Hal itu bisa menunjukkan bahwa Dia sedang menghadapi sesuatu yang berat (Mrk. 8:12) atau bersiap-siap untuk melakukan sesuatu yang sangat ajaib.

§7:34 Aram Bahasa Aram mirip dengan bahasa Ibrani dan pada waktu itu digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh orang Yahudi.