Surat Yohanes yang kedua
1
Kepada Ibu yang terkasih, yang sudah dipilih oleh Allah, juga kepada anak-anakmu.* Ibu … anak-anakmu Kata ‘Ibu’ dalam surat ini kemungkinan besar adalah kiasan yang artinya kumpulan jemaat di suatu lokasi, dan ‘anak-anakmu’ berarti para anggota jemaat itu. Ketika Yohanes menulis surat ini, pemerintah Romawi sudah mulai menganiaya orang-orang Kristen. Jadi, kemungkinan besar Yohanes sengaja menyamarkan tujuan surat ini agar tidak bisa menjadi petunjuk bagi musuh-musuh jemaat yang sedang memburu pengikut Kristus.
Salam dari saya, pemimpin himpunan jemaat. pemimpin himpunan jemaat Sebenarnya Yohanes juga seorang rasul, tetapi dia tidak meninggikan diri dengan menyebutkan jabatan itu. Posisinya saat itu bukan hanya pemimpin di salah satu jemaat, tetapi koordinator untuk banyak jemaat. Yohanes juga sudah melatih dan mengutus para pengkhotbah keliling.
Saya mengasihi kamu semua sesuai dengan ajaran benar yang kita terima dari Allah! Bukan hanya saya, tetapi semua orang yang sudah mengenal ajaran benar itu juga mengasihi kalian, sebab ajaran benar itu ada dalam hati kita dan akan menyertai kita selama-lamanya.
Karena kita saling mengasihi dan hidup menurut ajaran benar, maka Allah Bapa dan Anak-Nya, yaitu Penguasa kita Kristus Yesus, akan selalu berbaik hati kepada kita dan mengasihani serta menjaga kita agar hidup tenang dalam perlindungan Allah.
Saya sangat bersukacita karena sudah mendapati beberapa anak Ibu hidup sesuai dengan ajaran benar, seperti yang sudah diperintahkan Bapa kepada kita. Sekarang saya mengatakan kepadamu, Ibu, supaya kita semua saling mengasihi. Yang saya tulis ini bukan perintah baru bagimu. Perintah ini sudah ada pada kita sejak semula. Dan yang dimaksud dengan mengasihi adalah kita harus hidup menurut perintah-perintah Allah. Inilah perintah-Nya, yang saya tegaskan sekali lagi: Hendaklah kita hidup dalam kasih, seperti yang sudah kita dengar sejak semula.
Sekarang ini banyak guru palsu sudah muncul di seluruh dunia. Mereka tidak mengakui bahwa Kristus Yesus sudah datang ke dunia ini sebagai manusia dengan tubuh biasa. Siapa saja yang tidak mengakui hal itu adalah guru palsu dan pengikut antikristus. 1Yoh. 2:18 Karena itu, hendaklah kita masing-masing menjaga diri. Jangan sampai ada yang tidak menerima upah kemenangan yang sedang kita perjuangkan dan jangan sampai upahmu dikurangi. Bila kamu mengikuti ajaran sesat dan tidak taat kepada ajaran benar tentang Kristus, maka kamu sudah meninggalkan Allah. Namun, bila kalau kamu tetap mengikuti ajaran benar itu, maka kamu tetap mempunyai hubungan erat dengan Allah Bapa dan Anak-Nya. 10 Kalau seseorang datang membawa ajaran lain tentang Kristus, janganlah terima dia di rumahmu, bahkan jangan memberi salam kepadanya, 11 karena kalau kamu menerima dia, berarti kamu sudah mendukung pekerjaannya yang jahat itu.
12 Masih banyak lagi yang ingin saya katakan kepada kalian, tetapi rasanya lebih baik tidak disampaikan lewat tulisan. Saya berharap bisa datang mengunjungi kalian sehingga kita bisa berbicara tatap muka. Dengan demikian, kita akan sangat bersukacita. 13 Anak-anak dari saudarimu seiman, saudarimu seiman Saudari dari ‘ibu’ yang disebutkan dalam ayat 1, maksudnya kumpulan jemaat lain. yang juga sudah dipilih oleh Allah, mengirim salam kepadamu. Amin.

*1:1 Ibu … anak-anakmu Kata ‘Ibu’ dalam surat ini kemungkinan besar adalah kiasan yang artinya kumpulan jemaat di suatu lokasi, dan ‘anak-anakmu’ berarti para anggota jemaat itu. Ketika Yohanes menulis surat ini, pemerintah Romawi sudah mulai menganiaya orang-orang Kristen. Jadi, kemungkinan besar Yohanes sengaja menyamarkan tujuan surat ini agar tidak bisa menjadi petunjuk bagi musuh-musuh jemaat yang sedang memburu pengikut Kristus.

1:1 pemimpin himpunan jemaat Sebenarnya Yohanes juga seorang rasul, tetapi dia tidak meninggikan diri dengan menyebutkan jabatan itu. Posisinya saat itu bukan hanya pemimpin di salah satu jemaat, tetapi koordinator untuk banyak jemaat. Yohanes juga sudah melatih dan mengutus para pengkhotbah keliling.

1:7 1Yoh. 2:18

1:13 saudarimu seiman Saudari dari ‘ibu’ yang disebutkan dalam ayat 1, maksudnya kumpulan jemaat lain.