6
Dalam hubungan anak dan orangtua
Jika kamu adalah anak, taatilah orangtuamu. Karena pengikut Kristus sudah seharusnya melakukan hal itu. Ingatlah perintah TUHAN yang mengatakan, “Hormatilah ayah ibumu.” Itulah perintah pertama yang disertai dengan janji Allah, yaitu “supaya kamu hidup sejahtera dan panjang umur di dunia ini.”Kel. 20:12; Ul. 5:16
Dan jika kamu adalah ayah, janganlah membuat anak-anakmu sakit hati, tetapi besarkanlah mereka dengan didikan dan nasihat yang sesuai dengan ajaran TUHAN.
Dalam hubungan antara budak dan majikan
Jika kamu adalah budak,*budak Budak adalah seseorang yang dijual kepada orang lain. Atas keputusan hakim, seseorang yang mempunyai hutang sangat banyak bisa dijatuhi hukuman menjadi budak sebagai ganti hutangnya. Seorang ayah yang sangat memerlukan dana juga bisa menjual anaknya menjadi budak. Negara yang menang dalam perang dapat menjual penduduk negeri yang mereka kalahkan untuk menjadi budak di negeri lain. Seorang budak harus bekerja bagi tuannya. Dia tidak mempunyai hak apa pun, tidak menerima gaji, dan tidak bisa keluar dari perbudakan. Kalau seorang budak kabur dan tertangkap, biasanya dia akan dihukum mati. Hidup budak berada dalam tangan tuannya. Kalau majikannya baik, jujur, dan kaya, maka keadaan hidup budaknya bisa cukup baik. Tetapi banyak majikan tidak seperti itu. Pada zaman Perjanjian Baru, ada juga beberapa macam perbudakan yang tidak sama dengan yang sekarang disebut ‘hamba’, ‘pelayan’, atau ‘pembantu’. hendaklah kamu menaati tuanmu yang di dunia ini dengan rasa takut dan penuh hormat. Lakukanlah itu dengan sungguh-sungguh, sama seperti kamu menaati Kristus. Ikutilah kemauan mereka selalu, baik pada waktu mereka ada maupun tidak ada. Janganlah hanya berpura-pura kerja. Karena Majikanmu yang sesungguhnya adalah Kristus! Jadi hendaklah kamu melayani para majikan di dunia dengan sepenuh hati dan sesuai dengan kemauan Allah. Kerjakanlah tugasmu dengan senang hati, karena sebenarnya yang sedang kamu layani adalah Tuhan Yesus, bukan manusia. Ingatlah bahwa Tuhan akan memberikan upah kepada setiap orang yang melakukan kebaikan, baik orang yang hidup sebagai budak maupun yang bukan budak.
Sebaliknya, jika kamu adalah majikan, bersikaplah yang baik terhadap budak-budakmu. Jangan pernah mengancam mereka.mengancam mereka Nasihat Paulus ini bukan berarti agama Kristen mengizinkan perbudakan, tetapi untuk menyikapi keadaan ketika perbudakan diizinkan oleh negara yang berkuasa zaman itu. Saat itu, banyak orang dari berbagai status sosial, termasuk budak dan majikannya, sudah menjadi pengikut Kristus. Paulus mendorong majikan untuk memperlakukan budak mereka sebagai sesama manusia. Majikan tidak boleh menekan budak dengan paksaan ataupun kekerasan. Ingatlah bahwa kamu dan mereka mempunyai Penguasa yang sama di surga, yang menghakimi setiap orang dengan tidak pandang muka.
Pakailah seluruh perlengkapan perang yang diberikan Allah
10 Saudara-saudariku, sebagai pesan terakhir, hendaklah kamu semua menjadi kuat, karena kamu sudah bersatu dengan Tuhan Yesus dan terus berharap penuh pada kuasa-Nya. 11 Sama seperti seorang tentara memakai perlengkapan perangnya, kamu pun harus memakai semua perlengkapan perang yang Allah berikan. Dengan begitu kamu bisa menolak tipuan iblis. 12 Karena peperangan kita bukan melawan orang-orang di bumi ini, melainkan roh-roh jahat dan semua kuasa yang memerintah roh-roh jahat itu. Merekalah yang sekarang menguasai dunia yang gelap ini dari langit di atas. 13 Itu sebabnya kamu perlu memakai semua alat perang dari Allah, supaya ketika musuh datang menyerangmu, kamu bisa melawannya dan tetap bertahan sampai perang berakhir.
14 Jadi, berdirilah teguh.
Peganglah ajaran yang benar dari Allah. Karena ajaran benar itu seperti ikat pinggang yang akan membuat kamu siap bertindak.
Percayalah bahwa kamu sudah dibenarkan Allah oleh karena Kristus. Dengan keyakinan itu kamu ibarat mengenakan baju besi yang akan melindungimu dari serangan musuh.
15 Teruslah berpegang pada Kabar Baik tentang Kristus. Kabar Baik itu menolongmu supaya merasa tenang dalam perlindungan Allah. Tetaplah berpegang pada Kabar Baik itu sama seperti seorang tentara selalu memakai sepatu yang kuat, supaya kamu tetap berdiri teguh dalam peperangan.
16 Selain itu, teruslah yakin dan percaya kepada Tuhan Yesus. Karena keyakinan itu seperti alat perang yang melindungi kamu dari semua anak panah berapi yang ditembakkan iblis kepada kita.
17 Sadarilah bahwa Allah sudah menyelamatkan kamu, karena kesadaran itu ibarat topi perang bagimu.
Dan peganglah semua perkataan Allah seperti memegang pedang, karena perkataan-Nya mempunyai kekuatan dari Roh Kudus.
18 Dalam segala keadaan berdoalah selalu. Dan untuk semua hal yang kamu perlukan, berharaplah sepenuhnya kepada Roh Kudus. Hendaklah kamu terus waspada terhadap ancaman musuh dan berdoa setiap waktu. Jangan menyerah! Berdoalah terus-menerus untuk semua umat Allah.
19 Saya berharap kalian juga mendoakan saya. Mintalah TUHAN memberikan hikmat kepada saya sehingga saya berbicara dengan berani waktu menyampaikan Kabar Baik yang dulu dirahasiakan itu. 20 Karena saya adalah utusan Allah untuk memberitakan tentang kerajaan-Nya, walaupun saat ini saya dipenjarakan dan diikat dengan rantai besi. Jadi berdoalah supaya saya menyampaikan Kabar Baik dari Allah dengan berani, sebab memang itulah tugas saya.
Salam terakhir
21-22 Tikikus, saudara kita yang saya kasihi, membawakan surat ini kepada kalian. Sebagai saudara kita dalam persatuan dengan Tuhan Yesus, dia melayani Tuhan dengan sangat setia. Saya juga mengutus dia untuk menyampaikan berita tentang keadaan dan pelayanan saya, supaya kalian bisa mengetahui situasi kami dan supaya dia menguatkan hati kalian.
23 Saudara-saudari, saya berdoa supaya Allah Bapa dan Penguasa kita Kristus Yesus selalu menguatkan keyakinanmu kepada-Nya, membuatmu terus saling mengasihi, dan menjagamu agar hidupmu tenang dalam perlindungan-Nya. 24 Kepada semua yang mengasihi Penguasa kita Kristus Yesus dengan kasih yang tidak pernah padam: Doa saya, kiranya Allah selalu berbaik hati kepadamu. Amin.

6:3 Kel. 20:12; Ul. 5:16

*6:5 budak Budak adalah seseorang yang dijual kepada orang lain. Atas keputusan hakim, seseorang yang mempunyai hutang sangat banyak bisa dijatuhi hukuman menjadi budak sebagai ganti hutangnya. Seorang ayah yang sangat memerlukan dana juga bisa menjual anaknya menjadi budak. Negara yang menang dalam perang dapat menjual penduduk negeri yang mereka kalahkan untuk menjadi budak di negeri lain. Seorang budak harus bekerja bagi tuannya. Dia tidak mempunyai hak apa pun, tidak menerima gaji, dan tidak bisa keluar dari perbudakan. Kalau seorang budak kabur dan tertangkap, biasanya dia akan dihukum mati. Hidup budak berada dalam tangan tuannya. Kalau majikannya baik, jujur, dan kaya, maka keadaan hidup budaknya bisa cukup baik. Tetapi banyak majikan tidak seperti itu. Pada zaman Perjanjian Baru, ada juga beberapa macam perbudakan yang tidak sama dengan yang sekarang disebut ‘hamba’, ‘pelayan’, atau ‘pembantu’.

6:9 mengancam mereka Nasihat Paulus ini bukan berarti agama Kristen mengizinkan perbudakan, tetapi untuk menyikapi keadaan ketika perbudakan diizinkan oleh negara yang berkuasa zaman itu. Saat itu, banyak orang dari berbagai status sosial, termasuk budak dan majikannya, sudah menjadi pengikut Kristus. Paulus mendorong majikan untuk memperlakukan budak mereka sebagai sesama manusia. Majikan tidak boleh menekan budak dengan paksaan ataupun kekerasan.