3
Semak belukar yang berapi tetapi tidak terbakar
Pada suatu hari, Musa sedang menggembalakan domba dan kambing milik mertuanya, Yitro,* Yitro Mertua Musa memiliki dua nama, Yitro dan Rehuel. Lihat catatan di Kel. 2:18. yang juga dikenal dengan nama Rehuel, seorang imam di Midian. Musa menggiring kawanan ternak menyeberangi padang belantara dan sampai di gunung Sinai, gunung Sinai Secara harfiah: Horeb. TSI selalu menerjemahkan ‘Horeb’ dengan ‘gunung Sinai’ karena nama itu lebih dikenal oleh pembaca zaman sekarang. yang juga disebut ‘gunung Allah’. Di sana, malaikat utusan TUHAN malaikat utusan TUHAN Salah satu ciri khas kitab Kejadian dan Keluaran adalah bahwa penulis sering menyebut ‘malaikat’ untuk menghindari penyebutan langsung bahwa Allah melakukan sesuatu yang dapat dilihat secara fisik. Sebagai contoh, di ayat ini dikatakan bahwa malaikat menampakkan diri, tetapi di ayat 4 dan 6, TUHANlah yang melihat Musa mendekat dan yang berkata, “Akulah Allah.” Penulis tidak selalu konsisten dalam hal ini. Kadang-kadang, kegiatan dalam ayat yang satu dilakukan oleh malaikat, tetapi di ayat lain dikatakan bahwa Allah sendiri pelakunya, dan begitu juga sebaliknya. TSI menuliskan pelaku sesuai yang tertulis dalam bahasa sumber. Ciri khas ini juga dapat dilihat dalam Kej. 16:9-14; 22:11-18; 23:20-23; 31:11-13; Kel. 13:14-15, 13:21-22; 14:19-24; 32:34; 33:2; 48:16. menampakkan diri kepada Musa dalam bentuk nyala api di tengah-tengah semak. Musa melihat semak itu berapi tetapi tidak terbakar. Maka berkatalah Musa, “Sungguh aneh! Mengapa semak itu tidak terbakar? Aku akan melihatnya dari dekat.”
Ketika TUHAN melihat bahwa Musa mendekat, berkatalah Allah dari semak itu, “Musa, Musa!”
Jawab Musa, “Ya, ini aku!”
Lalu TUHAN berkata, “Jangan mendekat! Lepaskan alas kakimu, karena tanah yang kamu injak itu suci. Akulah Allah yang disembah oleh ayahmu, dan yang disembah oleh nenek moyangmu Abraham, Isak, dan Yakub.” Maka Musa menyembunyikan wajahnya karena takut melihat Allah.
Kata TUHAN kepadanya, “Sesungguhnya, Aku sudah melihat betapa umat-Ku ditindas di Mesir dan Aku mendengar seruan mereka atas perlakuan kejam para mandor terhadap mereka. Aku mengetahui penderitaan mereka. Kini Aku datang untuk membebaskan mereka dari tangan orang Mesir. Aku akan memimpin mereka keluar dari negeri itu dan membawa mereka ke negeri yang baik dan luas, yang berlimpah dengan hasil alam,§ berlimpah dengan hasil alam Secara harfiah: mengalirkan susu dan madu. Ini merupakan suatu kiasan bahasa Ibrani. ‘Susu’ menggambarkan bahwa tanah itu baik untuk beternak, dan ‘madu’ menggambarkan bahwa tanah itu baik untuk bercocok tanam. yaitu ke negeri orang Kanaan, Het, Amori, Feris, Hewi, dan Yebus. Seruan umat Israel sudah sampai kepada-Ku, dan Aku sudah menyaksikan betapa kejamnya orang Mesir menindas mereka. 10 Sekarang, pergilah. Aku mengutusmu menghadap raja Mesir untuk membawa umat-Ku, keturunan Israel, keluar dari Mesir.”
11 Jawab Musa kepada Allah, “Aku ini bukan siapa-siapa! Bagaimana mungkin aku bisa menghadap raja dan membawa keturunan Israel keluar dari Mesir?”
12 Jawab Allah, “Aku akan menyertaimu, dan inilah tanda bagimu bahwa Akulah yang mengutusmu: Setelah kamu membawa umat-Ku keluar dari Mesir, kalian akan menyembah-Ku di gunung ini.”
13 Musa menjawab, “Kalau aku pergi menemui umat Israel dan berkata kepada mereka, ‘Allah nenek moyang kita sudah mengutus saya kepada kalian,’ tentu mereka akan bertanya, ‘Siapakah nama-Nya?’ Lalu aku harus menjawab apa?”
14 Kata Allah kepada Musa, “Aku adalah Aku.* Akulah Aku Dalam bahasa Ibrani, penulisan kata ‘Aku’ (dua kali) menggunakan huruf konsonan YHWH. Orang Israel kemudian menganggap sakral gabungan empat huruf itu sebagai nama pribadi Allah. Dalam ayat-ayat selanjutnya, TSI selalu menerjemahkan nama YHWH sebagai TUHAN (seluruhnya kapital). Terdapat sejumlah makna penting di balik sebutan Allah ‘Akulah Aku’ tentang diri-Nya sendiri. Salah satunya ialah menunjukkan kemutlakan Allah. ‘Akulah Aku’ berarti ‘Aku’ tidak dapat disejajarkan dengan sebutan apa pun. Katakanlah kepada umat Israel bahwa ‘Akulah Aku’ yang mengutus kamu kepada mereka. 15 Katakan juga kepada mereka, ‘TUHAN, Allah Abraham, Allah Isak, dan Allah Yakub, yaitu Allah nenek moyang kalian, sudah mengutus saya kepadamu.’ Semua sebutan itu merupakan nama-Ku untuk selama-lamanya. Demikianlah kalian akan memanggil nama-Ku turun temurun.
16 “Pergilah dan kumpulkan tua-tua Israel, lalu katakanlah kepada mereka: TUHAN Allah nenek moyang kita, Allah Abraham, Isak, dan Yakub, sudah menjumpai saya dan berkata, ‘Aku sudah memperhatikan kalian dan melihat bagaimana kalian diperlakukan di Mesir. 17 Aku berjanji akan membawa kalian keluar dari penindasan di Mesir ke negeri orang Kanaan, Het, Amori, Feris, Hewi dan Yebus, ke negeri yang berlimpah dengan hasil alam.’ ”
18 Kata Allah selanjutnya kepada Musa, “Para tua-tua Israel akan mendengarkanmu, lalu kalian akan pergi menghadap raja dan berkata kepadanya, ‘TUHAN, Allah umat Israel, sudah menjumpai kami. Oleh karena itu, izinkanlah kami melakukan perjalanan selama tiga hari ke padang belantara, agar kami dapat mempersembahkan kurban kepada TUHAN Allah kami.’
19 “Aku tahu bahwa raja Mesir tidak akan membiarkan kalian pergi begitu saja, kecuali dipaksa oleh kuasa yang besar. 20 Maka Aku akan memakai kuasa-Ku dan menghantam Mesir dengan segala perbuatan-Ku yang ajaib. Sesudah itu barulah dia akan membiarkan kalian pergi. 21 Aku akan menggerakkan hati orang Mesir agar mereka berbaik hati kepada kalian, sehingga kalian tidak akan pergi dengan tangan kosong. 22 Setiap perempuan Israel akan meminta perhiasan emas, perak, dan pakaian dari tetangganya yang orang Mesir, termasuk siapa pun perempuan Mesir yang kebetulan menginap di rumah tetangga itu. Kamu akan mengenakan perhiasan dan pakaian itu pada anak-anakmu, baik yang laki-laki maupun perempuan. Demikianlah kamu akan merampas harta orang Mesir.”

*3:1 Yitro Mertua Musa memiliki dua nama, Yitro dan Rehuel. Lihat catatan di Kel. 2:18.

3:1 gunung Sinai Secara harfiah: Horeb. TSI selalu menerjemahkan ‘Horeb’ dengan ‘gunung Sinai’ karena nama itu lebih dikenal oleh pembaca zaman sekarang.

3:2 malaikat utusan TUHAN Salah satu ciri khas kitab Kejadian dan Keluaran adalah bahwa penulis sering menyebut ‘malaikat’ untuk menghindari penyebutan langsung bahwa Allah melakukan sesuatu yang dapat dilihat secara fisik. Sebagai contoh, di ayat ini dikatakan bahwa malaikat menampakkan diri, tetapi di ayat 4 dan 6, TUHANlah yang melihat Musa mendekat dan yang berkata, “Akulah Allah.” Penulis tidak selalu konsisten dalam hal ini. Kadang-kadang, kegiatan dalam ayat yang satu dilakukan oleh malaikat, tetapi di ayat lain dikatakan bahwa Allah sendiri pelakunya, dan begitu juga sebaliknya. TSI menuliskan pelaku sesuai yang tertulis dalam bahasa sumber. Ciri khas ini juga dapat dilihat dalam Kej. 16:9-14; 22:11-18; 23:20-23; 31:11-13; Kel. 13:14-15, 13:21-22; 14:19-24; 32:34; 33:2; 48:16.

§3:8 berlimpah dengan hasil alam Secara harfiah: mengalirkan susu dan madu. Ini merupakan suatu kiasan bahasa Ibrani. ‘Susu’ menggambarkan bahwa tanah itu baik untuk beternak, dan ‘madu’ menggambarkan bahwa tanah itu baik untuk bercocok tanam.

*3:14 Akulah Aku Dalam bahasa Ibrani, penulisan kata ‘Aku’ (dua kali) menggunakan huruf konsonan YHWH. Orang Israel kemudian menganggap sakral gabungan empat huruf itu sebagai nama pribadi Allah. Dalam ayat-ayat selanjutnya, TSI selalu menerjemahkan nama YHWH sebagai TUHAN (seluruhnya kapital). Terdapat sejumlah makna penting di balik sebutan Allah ‘Akulah Aku’ tentang diri-Nya sendiri. Salah satunya ialah menunjukkan kemutlakan Allah. ‘Akulah Aku’ berarti ‘Aku’ tidak dapat disejajarkan dengan sebutan apa pun.