18
TUHAN kembali menjanjikan anak laki-laki kepada Abraham dan Sara
Pada suatu siang, waktu Abraham sedang duduk di pintu kemahnya dekat pohon yang dianggap keramat milik Mamre, sekali lagi TUHAN menampakkan diri kepadanya. Saat itu, ketika Abraham memandang ke depan, dia melihat tiga orang laki-laki sedang berdiri tidak jauh dari kemahnya. Abraham pun berlari menyambut orang-orang itu dan bersujud untuk menghormati mereka.*bersujud … Secara harfiah: tersungkur dengan muka ke tanah. Dalam PL, sering kali tindakan itu dilakukan baik kepada TUHAN maupun kepada manusia. Selanjutnya dalam PL, ketika seseorang ‘tersungkur’ di hadapan Allah, TSI akan menerjemahkan frasa tersebut dengan kata ‘bersujud’ tanpa keterangan. Ketika tindakan yang sama dilakukan kepada manusia, TSI tetap menggunakan kata ‘bersujud’, tetapi sering akan melengkapi dengan keterangan alasan kegiatan itu dilakukan. Di ayat ini, diberikan keterangan ‘untuk menghormati mereka’, karena TSI mengikuti tafsiran bahwa— terlepas dari penjelasan di ayat 1— kemungkinan saat bertemu ketiga tamu itu, Abraham belum menduga bahwa salah satunya adalah TUHAN. (Bandingkan Kej. 33:3, 6, 7.) Alasan lain untuk bersujud di hadapan manusia, antara lain adalah 1) takut kepada penguasa (Kel. 11:8), 2) meminta pengampunan (Kej. 44:14), dan 3) berterima kasih sekaligus bersyukur (Kej. 23:7, 12).
Dia berkata kepada salah satu dari orang-orang itu, yang kelihatannya seperti pemimpin mereka, “Tuan, jika tidak keberatan, mampirlah di sini. Biarlah saya mengambilkan air untuk mencuci kaki kalian. Sesudah itu beristirahatlah di bawah pohon ini. Karena Tuan-tuan sudah datang ke sini, izinkan hamba melayani kalian dengan membawa sedikit makanan, supaya tenaga kalian pulih kembali sebelum melanjutkan perjalanan.”
Jawab mereka, “Baiklah, lakukan seperti yang kamu katakan itu.”
Abraham segera masuk ke kemahnya dan berkata kepada Sara, “Cepat, ambillah sekarung tepung yang terbaik dan buatlah roti!” Kemudian dia berlari ke tempat kawanan ternaknya dan mengambil seekor anak sapi terbaik yang dagingnya empuk. Diserahkannya hewan itu kepada salah seorang budak laki-lakinya untuk segera diolah. Sesudah itu, Abraham mengambil dua macam susuDua macam susu Kedua macam susu yang dimaksud adalah susu segar dan susu olahan yang lebih kental hasil fermentasi, tetapi tidak manis. dan daging yang sudah dimasak tadi, lalu menghidangkan semua itu di depan para tamunya. Selama mereka menikmati makanan, Abraham berdiri dekat mereka di bawah pohon itu.
Kemudian mereka bertanya kepadanya, “Di mana Sara, istrimu?”
Jawab Abraham, “Dia ada di sana, di dalam kemah.”
10 Orang yang kelihatannya seperti pemimpin di antara mereka bertiga itu berkata, “Aku akan kembali satu tahun dari sekarang. Pada waktu itu, Sara sudah memiliki seorang anak laki-laki!”
Sara sedang berada di pintu kemah, di belakang orang yang sedang berbicara itu. Dia mendengar pembicaraan mereka. 11 Abraham dan Sara sudah sangat tua, dan Sara sudah tidak haid lagi. Berarti dia sudah tidak bisa hamil. 12 Karena itu, Sara tertawa dalam hati dan berpikir, “Aku sudah lanjut usia, suamikusuamiku Secara harfiah: tuanku. Petrus menjelaskan dalam surat 1Ptr. 3:6 bahwa panggilan Sara terhadap Abraham ini menunjukkan bahwa dia menghormati Abraham sebagai pemimpin keluarga mereka. TSI menerjemahkan ‘suamiku’ untuk kewajaran kalimat. juga sudah sangat tua. Bagaimana mungkin aku bisa mengalami berkat semacam itu!”
13 Kemudian, orang yang kelihatannya seperti pemimpin di antara tiga orang itu— yang ternyata adalah TUHAN— berkata kepada Abraham, “Mengapa Sara tertawa dan berpikir bahwa dia sudah terlalu tua untuk bisa mengandung? 14 Akulah TUHAN! Tidak ada yang mustahil bagi-Ku. Satu tahun dari sekarang, Aku akan kembali, dan saat itu Sara sudah memiliki seorang anak!”
15 Mendengar itu, Sara menjadi takut dan membantah, “Aku tidak tertawa.”
Tetapi TUHAN berkata, “Tidak usah menyangkal! Tadi kamu memang tertawa.”
Tawar-menawar Abraham dengan TUHAN
16 Lalu ketiga orang itu pergi, dan Abraham ikut mengantar mereka. Ketika mereka memandang ke bawah, ke arah kota Sodom, 17 berkatalah TUHAN dalam hati-Nya, “Aku tidak mau menyembunyikan dari Abraham apa yang akan Aku lakukan, 18 karena keturunannya akan menjadi bangsa yang besar dan berkuasa. Lagipula, melalui dialah Aku akan memberkati semua bangsa. 19 Aku sudah memilihnya supaya dia menyuruh anak-anak dan keturunannya untuk taat kepada-Ku dan melakukan semua yang baik dan adil. Dan Aku akan menepati semua janji-Ku kepadanya.”
20 Maka TUHAN berkata kepada Abraham, “Aku sudah banyak mendengar keluhan atas perbuatan-perbuatan jahat yang terus dilakukan orang-orang Sodom dan Gomora. Dosa-dosa mereka sudah melampaui batas. 21 Karena itu, sekarang Aku akan turun ke sana untuk melihat apakah keluhan-keluhan tentang segala kejahatan mereka itu benar atau tidak.”
22 Lalu dua orang lainnya berangkat menuju kota Sodom, sedangkan Abraham dan TUHAN masih berdiri di tempat itu saling berhadapan. 23 Abraham mendekati TUHAN dan berkata, “Apakah Engkau akan membinasakan orang-orang baik bersama dengan orang-orang jahat? 24 Seandainya ada lima puluh orang baik di kota itu, apakah Engkau tetap akan membinasakan semua orang di kota itu? Tidakkah Engkau akan mengampuni semua orang di kota itu karena kelima puluh orang baik yang ada? 25 Tentu tidak baik bagi-Mu untuk membinasakan orang baik bersama dengan orang jahat, atau memperlakukan orang baik seperti orang jahat. Tentu Engkau tidak akan melakukan itu, karena Engkau adalah hakim atas semua orang di bumi. Engkau pasti menghakimi dengan adil!”
26 TUHAN berkata, “Jika Aku menemukan lima puluh orang baik di Sodom, Aku akan mengampuni semua orang di kota itu karena mereka.”
27 Kemudian Abraham berkata, “Maaf kalau aku memberanikan diri untuk berbicara lebih lanjut, ya Penguasaku. Sesungguhnya, aku hanya manusia, dan tidak berhak berbicara langsung dengan Engkau seperti ini. 28 Tetapi, bagaimana jika hanya ada empat puluh lima orang baik, dan bukan lima puluh? Apakah Engkau akan membinasakan seluruh kota itu karena selisih lima orang saja?”
Jawab TUHAN, “Aku tidak akan membinasakannya jika Aku mendapati empat puluh lima orang baik di situ.”
29 Abraham berkata lagi, “Bagaimana kalau hanya ada empat puluh orang?”
Jawab TUHAN, “Aku tidak akan membinasakannya karena keempat puluh orang baik itu.”
30 Kemudian Abraham berkata lagi, “Penguasaku, mohon jangan marah apabila saya berbicara lagi. Bagaimana jika hanya ada tiga puluh orang baik?”
Jawab TUHAN, “Aku tidak akan membinasakannya jika Aku mendapati tiga puluh orang baik di situ.”
31 Abraham berkata lagi, “Sekali lagi mohon maaf, Penguasaku, apabila aku terus berbicara. Bagaimana seandainya hanya ada dua puluh orang?”
Jawab TUHAN, “Aku tidak akan membinasakan kota itu karena dua puluh orang baik itu.”
32 Kata Abraham lagi, “Penguasaku, mohon jangan marah apabila aku berbicara sekali lagi. Bagaimana jika hanya ada sepuluh orang baik di situ?”
Jawab TUHAN, “Aku tidak akan membinasakannya karena kesepuluh orang baik itu.”
33 Demikianlah TUHAN mengakhiri pembicaraan mereka dan pergi, lalu Abraham kembali ke kemahnya.

*18:2 bersujud … Secara harfiah: tersungkur dengan muka ke tanah. Dalam PL, sering kali tindakan itu dilakukan baik kepada TUHAN maupun kepada manusia. Selanjutnya dalam PL, ketika seseorang ‘tersungkur’ di hadapan Allah, TSI akan menerjemahkan frasa tersebut dengan kata ‘bersujud’ tanpa keterangan. Ketika tindakan yang sama dilakukan kepada manusia, TSI tetap menggunakan kata ‘bersujud’, tetapi sering akan melengkapi dengan keterangan alasan kegiatan itu dilakukan. Di ayat ini, diberikan keterangan ‘untuk menghormati mereka’, karena TSI mengikuti tafsiran bahwa— terlepas dari penjelasan di ayat 1— kemungkinan saat bertemu ketiga tamu itu, Abraham belum menduga bahwa salah satunya adalah TUHAN. (Bandingkan Kej. 33:3, 6, 7.) Alasan lain untuk bersujud di hadapan manusia, antara lain adalah 1) takut kepada penguasa (Kel. 11:8), 2) meminta pengampunan (Kej. 44:14), dan 3) berterima kasih sekaligus bersyukur (Kej. 23:7, 12).

18:8 Dua macam susu Kedua macam susu yang dimaksud adalah susu segar dan susu olahan yang lebih kental hasil fermentasi, tetapi tidak manis.

18:12 suamiku Secara harfiah: tuanku. Petrus menjelaskan dalam surat 1Ptr. 3:6 bahwa panggilan Sara terhadap Abraham ini menunjukkan bahwa dia menghormati Abraham sebagai pemimpin keluarga mereka. TSI menerjemahkan ‘suamiku’ untuk kewajaran kalimat.