Yunus
1
Yunus menolak perintah TUHAN untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe
Beberapa puluh tahun yang lalu, ada seorang nabi Israel bernama Yunus, anak Amitai. TUHAN memberi perintah ini kepadanya, “Pergi dan peringatkanlah penduduk ibukota besar Niniwe* Niniwe Niniwe adalah ibukota Asyur, suatu bangsa yang sangat fasik, kejam, dan dursila (Nah. 1:11; 2:12-13; 3:1, 4, 16, 19). Orang Yahudi membenci orang Asyur dan memandang mereka sebagai ancaman. Yunus sangat marah karena penduduk Niniwe bukan keturunan orang Yahudi. Yunus berharap Tuhan tidak mengasihani mereka. bahwa Aku akan segera menghukum mereka, karena perbuatan mereka jahat sekali.”
Tetapi Yunus tidak mau pergi ke Niniwe! Dia malah mencoba melarikan diri dari hadapan TUHAN dengan pergi ke Yopa— tempat yang berlawanan arah dari perintah TUHAN. Di sana, dia mencari kapal yang menuju kota Tarsis, membayar ongkos untuk perjalanan tersebut, dan menaiki kapal itu. Kemudian TUHAN mengirimkan angin yang sangat kencang ke laut dan terjadilah badai yang sangat besar dan kuat, sehingga kapal itu hampir pecah. Karena itu, anak buah kapal menjadi sangat takut dan setiap orang berdoa kepada dewanya masing-masing untuk meminta pertolongan. Mereka membuang barang-barang ke laut untuk meringankan beban kapal itu supaya tidak mudah tenggelam. Sementara itu, Yunus sudah turun ke lantai yang bagian bawah, lalu berbaring di situ, sampai tertidur nyenyak. Pada waktu kapten kapal itu turun ke lantai bagian bawah, dia melihat Yunus sedang tertidur nyenyak. Lalu kapten kapal itu membangunkan Yunus dan berkata, “Bagaimana mungkin kamu bisa tidur nyenyak dalam keadaan begini? Bangunlah, berdoalah kepada dewamu! Mungkin dewamu itu mau mengasihani dan menyelamatkan kita dari bencana ini.”
Setelah kapten kapal itu dan Yunus naik ke lantai atas kapal, para anak buah kapal itu berkata seorang kepada yang lain, “Untuk mencari tahu siapa sebenarnya penyebab bencana ini, kita harus melakukan undian.” Dan ketika mereka melakukan itu, Yunuslah yang kena. Anak buah kapal itu berkata kepada Yunus, “Apa betul kamulah penyebab terjadinya bencana ini? Apa pekerjaanmu? Kamu dari mana dan suku bangsa apa?”
9-10 Jawab Yunus, “Saya orang Ibrani. Saya menyembah TUHAN yang bertakhta di surga dan yang menciptakan lautan dan daratan. Saya sedang berusaha melarikan diri dari hadapan-Nya.”
Setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Yunus, maka para anak buah kapal itu menjadi sangat ketakutan. Lalu mereka berkata kepadanya, “Apa? Lalu mengapa kamu melakukan itu?!”
11 Sementara itu, badai semakin memburuk dan gelombang semakin besar. Anak buah kapal berkata kepada Yunus, “Apa yang harus kami lakukan terhadap kamu supaya badai ini bisa tenang kembali?”
12 Jawab Yunus, “Sekarang saya tahu bahwa sayalah penyebab badai ini. Angkat dan buanglah saya ke laut, maka badai ini pasti akan tenang kembali.”
13 Tetapi para anak buah kapal tidak mau langsung membuang Yunus ke laut. Mereka berusaha sekuat tenaga mendayung kapal itu kembali ke darat. Namun mereka tidak mampu karena badai itu semakin besar dan menyerang mereka. 14 Karena itu, mereka pun berseru kepada TUHAN, “Ya TUHAN, janganlah binasakan kami karena nyawa orang ini— yang tidak melakukan kesalahan apa pun kepada kami. Ya TUHAN, Engkau sudah melakukan apa yang Engkau kehendaki!” 15 Lalu mereka mengangkat Yunus dan membuangnya ke laut, maka laut menjadi tenang kembali. 16 Para anak buah kapal itu menjadi sangat ketakutan akan kebesaran kuasa TUHAN. Karena itu, mereka berjanji bahwa nanti mereka akan melakukan hal-hal yang menyenangkan hati-Nya dan akan mempersembahkan kurban sembelihan. berjanji bahwa nanti … Secara harfiah, “Mereka mempersembahkan kurban sembelihan serta bernazar.” Terjemahan TSI sesuai dengan tafsiran bahwa penulis menggunakan sejenis gaya bahasa di mana kedua kegiatan tersebut disatukan seperti ini, ‘berjanji (bernazar) untuk mempersembahkan kurban sembelihan.’ (Lihat NET dan catatan kaki keempat untuk ayat ini.) Pada waktu keajaiban yang diceritakan dalam ayat 15 terjadi, kemungkinan besar para awak kapal tidak mempunyai binatang di dalam kapal itu yang dapat dipersembahkan.
17 Sementara itu, TUHAN mendatangkan ikan besar untuk menelan Yunus. Maka tinggallah Yunus di dalam perut ikan itu selama tiga hari tiga malam.

*1:2 Niniwe Niniwe adalah ibukota Asyur, suatu bangsa yang sangat fasik, kejam, dan dursila (Nah. 1:11; 2:12-13; 3:1, 4, 16, 19). Orang Yahudi membenci orang Asyur dan memandang mereka sebagai ancaman. Yunus sangat marah karena penduduk Niniwe bukan keturunan orang Yahudi. Yunus berharap Tuhan tidak mengasihani mereka.

1:16 berjanji bahwa nanti … Secara harfiah, “Mereka mempersembahkan kurban sembelihan serta bernazar.” Terjemahan TSI sesuai dengan tafsiran bahwa penulis menggunakan sejenis gaya bahasa di mana kedua kegiatan tersebut disatukan seperti ini, ‘berjanji (bernazar) untuk mempersembahkan kurban sembelihan.’ (Lihat NET dan catatan kaki keempat untuk ayat ini.) Pada waktu keajaiban yang diceritakan dalam ayat 15 terjadi, kemungkinan besar para awak kapal tidak mempunyai binatang di dalam kapal itu yang dapat dipersembahkan.