7
Anakku, berpeganglah pada nasihatku
dan ingatlah perintah-perintah ini dengan baik.
Taatilah semuanya itu agar engkau hidup bahagia.
Jagalah ajaranku seperti engkau melindungi matamu sendiri.
Seperti cincin kawin selalu di jari manis, demikianlah nasihatku tidak boleh lepas darimu.
Ukirkanlah itu di dalam hatimu.
Jadikanlah kebijaksanaan dan pengertian sebagai sahabat terdekatmu,
supaya engkau terlindung dari istri orang
yang menggodamu dengan bujuk rayunya.
6-7 Memang ada banyak pemuda yang tak berpengalaman,
tetapi ada satu yang paling bodoh, yang aku perhatikan dari jendela rumahku.
Aku melihat saat dia berbelok dan menyusuri jalan yang melewati rumah seorang perempuan nakal. Ams. 2:16
Senja mulai turun waktu itu,
dan dia hampir tak terlihat di tengah gelapnya petang.
10 Lalu datanglah perempuan nakal itu mendekatinya
dengan pakaian seperti pelacur
dan maksud tersembunyi di dalam hatinya.
11 Perempuan itu tak bisa diam dan serong hidupnya.
Dia sudah lupa di mana rumahnya!
12 Sebentar dia di jalanan,
sebentar kemudian di alun-alun.
Dia selalu mencari mangsa di tiap sudut kota.
13 Segera perempuan itu memeluk pemuda tadi dan menciumnya.
Dengan tampang tak berdosa si perempuan berkata,
14 “Hari ini aku sudah menyelesaikan persembahan terakhir untuk memenuhi janji di rumah TUHAN.
Jadi kita bisa menikmati daging dari kurban tanda damai* persembahan terakhir … kurban tanda damai Jenis persembahan yang diberikan perempuan ini sebenarnya tidak diketahui dengan jelas. Aturan dalam memberikan ‘kurban tanda damai’ mengacu pada Im. 7:11-18. Jika persembahan merupakan kurban untuk memenuhi janji, maka daging dari kurban itu boleh dimakan sampai hari berikutnya (Im. 7:16). Di ayat ini, ajakan si perempuan untuk makan daging dari kurban hanyalah sebuah alasan, dan tujuan sebenarnya ada di ayat 18. tadi.
15 Karena itu aku keluar untuk menemuimu.
Aku mencarimu, dan sekarang menemukanmu.
16 Aku sudah menyiapkan tempat tidur dengan alas kain yang indah berwarna-warni dari Mesir,
17 juga mengharumkannya dengan mur, gaharu, dan kayu manis.
18 Mari kita bercinta sampai puas hingga pagi,
dan bersenang-senang menikmati birahi.
19-20 Karena suamiku tidak ada di rumah.
Pastilah dia tidak pulang sebelum akhir bulan,
karena dia membawa sangat banyak uang
untuk mengurus sesuatu di tempat yang jauh.”
 
21 Dengan rayuan manis yang menggoda, perempuan itu berhasil menangkap si pemuda.
22 Pemuda itu pun serta-merta mengikutinya
seperti sapi yang tidak melawan saat dibawa ke tempat pemotongan
atau seperti rusa yang menginjak jerat.
23 Dia tidak mengetahui bahaya sampai anak panah menembus hatinya.
Bagaikan burung yang melesat ke dalam perangkap,
demikianlah pemuda itu tanpa sadar sudah membahayakan hidupnya.
24 Jadi anakku, dengarkan sungguh-sungguh perkataanku.
25 Jangan biarkan hatimu mengikuti perempuan seperti itu
dan jangan tersesat di jalan hidupnya.
26 Karena bukan main banyaknya orang yang dihancurkan oleh perempuan seperti itu.
Tak terhitung jumlah mereka yang binasa akibat godaan perempuan sundal.
27 Rumahnya bagaikan liang Syeol di mana tamunya terjerumus begitu dalam!

7:8 Ams. 2:16

*7:14 persembahan terakhir … kurban tanda damai Jenis persembahan yang diberikan perempuan ini sebenarnya tidak diketahui dengan jelas. Aturan dalam memberikan ‘kurban tanda damai’ mengacu pada Im. 7:11-18. Jika persembahan merupakan kurban untuk memenuhi janji, maka daging dari kurban itu boleh dimakan sampai hari berikutnya (Im. 7:16). Di ayat ini, ajakan si perempuan untuk makan daging dari kurban hanyalah sebuah alasan, dan tujuan sebenarnya ada di ayat 18.