8
Tentang makanan yang dipersembahkan kepada berhala
Sekarang tentang makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala.*Paulus terus menjawab isu-isu yang diangkat oleh jemaat Korintus. Jadi “kita semua memiliki pengetahuan” tentang masalah ini. Pengetahuan yang demikian membuat kita menjadi sombong, tetapi kasih membuat kita saling membangun setu dengan yang lain. Jika ada yang berpikir bahwa dia sudah cukup banyak pengetahuan, dia sesungguhnya tidak tahu apa-apa! Tetapi orang yang mengasihi Allah, Allah pasti mengenal dia.
Jadi mengenai makan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala: kita tahu bahwa tidak ada yang namanya berhala di dunia ini, dan hanya ada satu Allah yang sejati. Sekalipun ada beberapa benda yang dinamakan “allah,” entah itu ada di surga ataupun di atas bumi — bahkan ada banyak “allah-allah” dan “tuhan-tuhan.” Tetapi bagi kita hanya ada satu Allah, yaitu Bapa, yang dari Dia segala sesuatunya berasal, dan Dialah tujuan dari hidup kita; dan satu Tuhan, yaitu Kristus Yesus, yang melalui Dia segala sesuatu dijadikan, dan kita ada melalui Dialah.Ayat ini sangat rumit yang pemahamannya masih banyak diperdebatkan. Ayat ini dilihat sebagai pernyataan awal, mengidentifikasi Allah sebagai Pencipta dan Pencipta ulang, fokus dari hidup kita. Secara harfiah ayat ini berkata, “Tetapi bagi kita satu Allah Bapa, yang dari Dia segala sesuatu berasal dan kita adalah bagi Dia; dan satu Tuhan, yaitu Kristus Yesus, yang melalui Dia segala sesuatu dijadikan dan kita melalui Dia.”
Tetapi tidak semua orang memiliki “pengetahuan ini.” Beberapa yang sampai saat ini begitu terbiasa dengan berhala sebagai suatu kenyataan sehingga ketika mereka makan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala, hati nurani mereka yang lemah memberitahu mereka bahwa mereka sudah menajiskan diri mereka sendiri. Tetapi makanan tidak membuat pandangan Allah kepada kita berubah! Menolak makanan, tidak membuat kita lebih buruk, dan menerima makanan, tidak membuat kita lebih baik. Tetapi jagalah agar kalian tidak menggunakan kebebasan untuk makan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala ini untuk menyinggung mereka yang lemah dan mudah jatuh ke dalam dosa, sebab mereka gampang merasa bersalah. 10 Jika ada seorang saudara seiman melihat kalian yang sudah memiliki “pengetahuan yang lebih baik” makan makanan di rumah berhala, tidakkah hati nuraninya yang lemah hanya akan mengikuti tindakan kalian, sementara dia sendiri masih percaya bahwa itu adalah dosa? 11 Dengan “pengetahuan kita yang lebih baik” dia yang lebih lemah imannya menjadi hancur, padahal sama seperti kita, Kristuspun sudah mati demi dia. 12 Dengan cara ini, kalian menjadi berdosa terhadap saudara seiman, melukai hati nurani mereka yang lemah, dan kalian berdosa terhadap Kristus. 13 Jadi jika dengan memakan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala membuat saudara seiman jatuh dalam dosa, saya tidak akan pernah makan itu lagi, dengan demikian saya menjaga saudara seiman saya.

*8:1 Paulus terus menjawab isu-isu yang diangkat oleh jemaat Korintus.

8:6 Ayat ini sangat rumit yang pemahamannya masih banyak diperdebatkan. Ayat ini dilihat sebagai pernyataan awal, mengidentifikasi Allah sebagai Pencipta dan Pencipta ulang, fokus dari hidup kita. Secara harfiah ayat ini berkata, “Tetapi bagi kita satu Allah Bapa, yang dari Dia segala sesuatu berasal dan kita adalah bagi Dia; dan satu Tuhan, yaitu Kristus Yesus, yang melalui Dia segala sesuatu dijadikan dan kita melalui Dia.”